
Kinerja neraca pembayaran Indonesia yang masih defisit memperburuk langkah rupiah di tengah maraknya sentimen negatif dari eksternal.
Nilai tukar rupiah melanjutkan pelemahan, ditutup di Rp.10.430 per dollar AS (kurs tengah Bloomberg) pada penutupan perdagangan pekan lalu. Pelemahan juga terjadi pada sebagian besar mata uang Asia lainnya termasuk yen. Begitupun indeks saham di bursa Asia turun termasuk di BEI ditutup melemah menjadi 4.568,65 (2,49 persen).
Bursa global ditutup variatif. Bursa Eropa ditutup naik, tetapi Dow indeks turun menjadi 15.081,5 (0,2 persen). Sedangkan yield obligasi pemerintah AS (Treasury Bond – TB) 10 tahun naik menjadi 2,825 persen.
Awan negatif belum beranjak dari rupiah seiring masih kuatnya nilai tukar dollar AS. Rilis klaim pengangguran yang lebih baik dari estimasi dan stabilnya angka inflasi AS memunculkan ekspektasi bahwa The Fed akan benar-benar mulai mengurangi stimulusnya pada bulan depan.
Secara internal, menurut riset Trust Securities, yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun yang melonjak membuat rupiah kian terpuruk. Diperkirakan rupiah akan berada pada rentang harian Rp 10.385-10.440 per dollar AS.
Sementara menurut ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Lana Soelistianingsih, hari ini kemungkinan pasar Asia akan variatif terlihat dari indeks futurenya. Sedangkan rupiah berpotensi melemah menuju kisaran Rp.10.400-10.450 per dollar AS merespon neraca pembayaran yang masih defisit dan defisit transaksi berjalan yang membesar. Neraca pembayaran masih mencatat defisit 2,5 miliar dollar AS.
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/08/19/0841468/Rupiah.Masih.Akan.Melemah
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan komentar anda disini/ Please you comment here..